Thursday 22 November 2012

RINGGIT PURWA


ASAL USUL WAYANG

WAYANG salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol di antara banyak karya budaya lainnya. Budaya wayang meliputi seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan juga seni perlambang. Budaya wayang, yang terus berkembang dari zaman ke zaman, juga merupakan media penerangan, dakwah, pendidikan, hiburan, pemahaman filsafat, serta hiburan.


Menurut penelitian para ahli sejarah kebudayaan, budaya wayang merupakan budaya asli Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Keberadaan wayang sudah berabad-abad sebelum agama Hindu masuk ke Pulau Jawa. Walaupun cerita wayang yang populer di masyarakat masa kini merupakan adaptasi dari karya sastra India, yaitu Ramayana dan Mahabarata. Kedua induk cerita itu dalam pewayangan banyak mengalami pengubahan dan penambahan untuk menyesuaikannya dengan falsafah asli Indonesia.

Penyesuaian konsep filsafat ini juga menyangkut pada pandangan filosofis masyarakat Jawa terhadap kedudukan para dewa dalam pewayangan. Para dewa dalam pewayangan bukan lagi merupakan sesuatu yang bebas dari salah, melainkan seperti juga makhluk Tuhan lainnya, kadang-kadang bertindak keliru, dan bisa jadi khilaf. Hadirnya tokoh panakawan dalam_ pewayangan sengaja diciptakan para budayawan In donesia (tepatnya budayawan Jawa) untuk mem perkuat konsep filsafat bahwa di dunia ini tidak ada makhluk yang benar-benar baik, dan yang benar-benar jahat. Setiap makhluk selalu menyandang unsur kebaikan dan kejahatan.
Dalam disertasinya berjudul Bijdrage tot de Kennis van het Javaansche Tooneel (1897), ahli sejarah kebudayaan Belanda Dr. GA.J. Hazeau menunjukkan keyakinannya bahwa wayang merupakan pertunjukan asli Jawa. Pengertian wayang dalam disertasi Dr. Hazeau itu adalah walulang inukir (kulit yang diukir) dan dilihat bayangannya pada kelir. Dengan demikian, wayang yang dimaksud tentunya adalah Wayang Kulit seperti yang kita kenal sekarang.

Asal Usul
Mengenai asal-usul wayang ini, di dunia ada dua pendapat. Pertama, pendapat bahwa wayang berasal dan lahir pertama kali di Pulau Jawa, tepatnya di Jawa Timur. Pendapat ini selain dianut dan dikemukakan oleh para peneliti dan ahli-ahli bangsa Indonesia, juga merupakan hasil penelitian sarjana-sarjana Barat. Di antara para sarjana Barat yang termasuk kelompok ini, adalah Hazeau, Brandes, Kats, Rentse, dan Kruyt.
Alasan mereka cukup kuat. Di antaranya, bahwa seni wayang masih amat erat kaitannya dengan keadaan sosiokultural dan religi bangsa Indonesia, khususnya orang Jawa. Panakawan, tokoh terpenting dalam pewayangan, yakni Semar, Gareng, Petruk, Bagong, hanya ada dalam pewayangan Indonesia, dan tidak di negara lain. Selain itu, nama dan istilah teknis pewayangan, semuanya berasal dari bahasa Jawa (Kuna), dan bukan bahasa lain.
Sementara itu, pendapat kedua menduga wayang berasal dari India, yang dibawa bersama dengan agama Hindu ke Indonesia. Mereka antara lain adalah Pischel, Hidding, Krom, Poensen, Goslings, dan Rassers. Sebagian besar kelompok kedua ini adalah sarjana Inggris, negeri Eropa yang pernah menjajah India.
Namun, sejak tahun 1950-an, buku-buku pe wayangan seolah sudah sepakat bahwa wayang memang berasal dari Pulau Jawa, dan sama sekali tidak diimpor dari negara lain.
Budaya wayang diperkirakan sudah lahir di Indo nesia setidaknya pada zaman pemerintahan Prabu Airlangga, raja Kahuripan (976 -1012), yakni ketika kerajaan di Jawa Timur itu sedang makmur-makmur nya. Karya sastra yang menjadi bahan cerita wayang sudah ditulis oleh para pujangga Indonesia, sejak abad X. Antara lain, naskah sastra Kitab Ramayana Kakawin berbahasa Jawa Kuna ditulis pada masa pemerintahan raja Dyah Balitung (989-910), yang merupakan gubahan dari Kitab Ramayana karangan pujangga In dia, Walmiki. Selanjutnya, para pujangga Jawa tidak lagi hanya menerjemahkan Ramayana dan Mahabarata ke bahasa Jawa Kuna, tetapi menggubahnya dan menceritakan kembali dengan memasukkan falsafah Jawa kedalamnya. Contohnya, karya Empu Kanwa Arjunawiwaha Kakawin, yang merupakan gubahan yang berinduk pada Kitab Mahabarata. Gubahan lain yang lebih nyata bedanya derigan cerita asli versi In dia, adalah Baratayuda Kakawin karya Empu Sedah dan Empu Panuluh. Karya agung ini dikerjakan pada masa pemerintahan Prabu Jayabaya, raja Kediri (1130 – 1160).
Wayang sebagai suatu pergelaran dan tontonan pun sudah dimulai ada sejak zaman pemerintahan raja Airlangga. Beberapa prasasti yang dibuat pada masa itu antara lain sudah menyebutkan kata-kata “mawa yang” dan `aringgit’ yang maksudnya adalah per tunjukan wayang.
Mengenai saat kelahiran budaya wayang, Ir. Sri Mulyono dalam bukunya Simbolisme dan Mistikisme dalam Wayang (1979), memperkirakan wayang sudah ada sejak zaman neolithikum, yakni kira-kira 1.500 tahun sebelum Masehi. Pendapatnya itu didasarkan atas tulisan Robert von Heine-Geldern Ph. D, Prehis toric Research in the Netherland Indie (1945) dan tulisan Prof. K.A.H. Hidding di Ensiklopedia Indone sia halaman 987.
Kata `wayang’ diduga berasal dari kata `wewa yangan’, yang artinya bayangan. Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit yang menggunakan kelir, secarik kain, sebagai pembatas antara dalang yang memainkan wayang, dan penonton di balik kelir itu. Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir. Pada masa itu pergelaran wayang hanya diiringi oleh seperangkat gamelan sederhana yang terdiri atas saron, todung (sejenis seruling), dan kemanak. Jenis gamelan lain dan pesinden pada masa itu diduga belum ada.
Untuk lebih menjawakan budaya wayang, sejak awal zaman Kerajaan Majapahit diperkenalkan cerita wayang lain yang tidak berinduk pada Kitab Ramayana dan Mahabarata. Sejak saat itulah cerita cerita Panji; yakni cerita tentang leluhur raja-raja Majapahit, mulai diperkenalkan sebagai salah satu bentuk wayang yang lain. Cerita Panji ini kemudian lebih banyak digunakan untuk pertunjukan Wayang Beber. Tradisi menjawakan cerita wayang juga diteruskan oleh beberapa ulama Islam, di antaranya oleh para Wali Sanga. Mereka mulai mewayangkan kisah para raja Majapahit, di antaranya cerita Damarwulan.
Masuknya agama Islam ke Indonesia sejak abad ke-15 juga memberi pengaruh besar pada budaya wayang, terutama pada konsep religi dari falsafah wayang itu. Pada awal abad ke-15, yakni zaman Kerajaan Demak, mulai digunakan lampu minyak berbentuk khusus yang disebut blencong pada pergelaran Wayang Kulit.
Sejak zaman Kartasura, penggubahan cerita wayang yang berinduk pada Ramayana dan mahabarata makin jauh dari aslinya. Sejak zaman itulah masyarakat penggemar wayang mengenal silsilah tokoh wayang, termasuk tokoh dewanya, yang berawal dari Nabi Adam. Sisilah itu terus berlanjut hingga sampai pada raja-raja di Pulau Jawa. Dan selanjutnya, mulai dikenal pula adanya cerita wayang pakem. yang sesuai standar cerita, dan cerita wayang carangan yang diluar garis standar. Selain itu masih ada lagi yang disebut lakon sempalan, yang sudah terlalu jauh keluar dari cerita pakem.
Memang, karena begitu kuatnya seni wayang berakar dalam budaya bangsa Indonesia, sehingga terjadilah beberapa kerancuan antara cerita wayang, legenda, dan sejarah. Jika orang India beranggapan bahwa kisah Mahabarata serta Ramayana benar-benar terjadi di negerinya, orang Jawa pun menganggap kisah pewayangan benar-benar pernah terjadi di pulau Jawa.
Dan di wilayah Kulonprogo sendiri wayang masih sangatlah diminati oleh semua kalangan. Bukan hanya oleh orang tua saja, tapi juga anak remaja bahkan anak kecil juga telah biasa melihat pertunjukan wayang. Disamping itu wayang juga biasa di gunakan dalam acara-acara tertentu di daerah kulonprogo ini, baik di wilayah kota Wates ataupun di daerah pelosok di Kulonprogo.

  related :
http://wahw33d.blogspot.com/2010/05/asal-usul-wayang-kulit.html#ixzz2CouXrFmQ

28 comments:

  1. Sae kangge pembelajaran siswa ing smk ,bisa nambah wawasan pewayangan

    Nina anggraini
    XI AK 1 / 22

    ReplyDelete
  2. Babagan punika migunani sanget kangge kawula. Amargi saking punika kawula dados mangertos asal usulipun wayang.

    Ruby Wijayanti
    XI AK2/22

    ReplyDelete
  3. matur nuwun pak, kula dados ngertos asal-usulipun cerita wayang.

    DHINA SETYOWATI
    XII TKJ 1
    09

    ReplyDelete
  4. Oh mengaten to pak asal-usulipun wayang..
    mugi-mugi wayang saged dados kebudayaan ingkang diakui dunia lan mlebet UNESCO..

    septiani nurasih
    XII Ap2
    24

    ReplyDelete
  5. Matur nuwun enggih pak sampun mublikasikaken asal-usul wayang kulo lan kanca-kanca dados ngertos pripun sejarahe wayang.
    semoga bermanfaat kalih kulo pribadi lan kanca-kanca sedoyo.
    saged melestarikan lan ngembangaken wayang dados lewih modern lan dicintai masyarakat Indonesia, lan Dunia saged ngenal wayang niku budaya Indonesia.

    Nani Nafiyah
    XII AP2
    13

    ReplyDelete
  6. matur suwun pak.
    kawula dados ngertos asal mulane pewayangan
    Erlina Fajriati
    XI AP 2

    ReplyDelete
  7. matur nuwun pak kulo dados mangertosi asal usul pewayangan iku bisa nambah wawasan kulo


    Maya indah aprianti
    XI AP2
    13

    ReplyDelete
  8. maturnuwun pak kula dados mangertos ngenani babagan pewayangan kanti jelas..

    Nur Halimah XII AP2 (17)

    ReplyDelete
  9. maturnuwun pak , supados kula ngertos ingkang budaya jawa ingkang wayang amargi kula ngartos ingkang piwayangan.
    lan mangertos pawayangan ingkang jelas lan kula bisa njaga kabudayaan jawa.

    Yesi Prawita XII PM 1 (29)

    ReplyDelete
  10. kula matur suwun amargi kula sampun ngertos babagan wayang,lan asal-asal wayang meniko.
    lan kula saged nambah wawasan kula babagan wayang.

    Dian Wahyu Oktaviana XII PM 1 (05)

    ReplyDelete
  11. Budaya ingkang pantes dibanggaaken, salah sawijine budaya kang kudu dijaga supados mboten ilang lan mboten diakui dateng negoro liyane...
    Matur nuwun nggeh pak...


    Effel S/XI Ak 1/08

    ReplyDelete
  12. matur suwun pakk, wonten babagan wau kulo dados ngertos asal usulipun wayang, wawasan kulo dados tambah, wayang perlu di jaga lan di lestarikaaken supados mboten ilang lan tetep wonten ing jawa. .
    matur suwun ngiih pakk :)




    Wahyu nur Laeli/ XI AP 2/ 26

    ReplyDelete
  13. maturnuwun pak, kulo dados ngertos asal-usule wayang lan nambahi wawasan kangge kulo

    Titis Widya Z XII AK 1(25)

    ReplyDelete
  14. oh makaten asal usulipun wayang menika,kulo dados ngertos sejarahipun wayang.
    lan saged kangge nambahi wawasan kulo lan sak konco.
    pangarepanipun kawulo mugi-mugi saged kangge pasinaonan supados kawulo sedoyo saged nguri-uri kebudayaan saking jawa menika.
    matur nuwun nggeh pak :-)

    sofiyatu Rohmah (24)
    XII PM 2

    ReplyDelete
  15. Suwun sanget pak, kulo dados ngertos babagan asal usulipun wayang.

    Nur Asni Agustina(21)
    XII AKUNTANSI 2

    ReplyDelete
  16. oh mekaten asal-usulipun wayang.
    matur suwun pak, niku saged nambah wawasane kulo.

    Tenni Irawati (26)
    XII RPL 1

    ReplyDelete
  17. sampun awis sanget babagan niki, nanging kedah dikembangake malih. maturnuwun

    yunita XI.ap3

    ReplyDelete
  18. Nggih pak , matur suwun blog e PAK Heri Joko bermanfaat.
    Saget ngajaraken kulo materi bahasa jawa ingkang sae.

    Adde Okta A P
    XI TKJ 1

    ReplyDelete
  19. alhamdulillah, matur nuwun pak, remidiane gampil lan bisa dadosaken kula lewih akeh ilmune malih. maturnuwun.
    Nama : Cahyo Budi Utomo
    Kelaz : XII AK 1
    Absen : 04

    ReplyDelete
  20. maturnuwun Pak,kulo dados ngertos asal - usule wayang lan saged ngge nambahi ilmu kangge kulo. mugi - mugi bermanfaat kangge generasi muda Indonesia khususipun generasi muda wonten Jawa.

    Nama : Eva Apriliani Mukaromah
    Kelas : XII PM 1
    No. Absen : 07

    ReplyDelete
  21. Allhamdhulilah matur nuwun sanget pak menawi artikel wayang menika kula dados ngertos babagan wayang ingkang jelas. Wayang teng smk 1 bawang sae sanget kangge pembelajaran supadhos bocah-bocah dados ngertos lan ngerti babagan pewayangan.


    Nama : Dika Sevyana
    Kelas: XII AP 3
    No. : 03

    ReplyDelete
  22. ooh jadi seperti itu ya pak, saya baru tahu.
    pantas saja kita sebagai warga Indonesia berhak menjaga dan melestarikan budaya wayang itu

    nama : Risdha Pangesti
    Kelas : XIIAP3
    No: 21

    ReplyDelete
  23. wahh jadi wayang itu seperti itu ya pak, artikel ini dapat menambah pengetahuan saya tentang babagan wayang, matur nuwun.

    nama : Maya leksi hernawati
    kelas: XII AP 3
    No : 15

    ReplyDelete
  24. kula dadhos ngertos babagan wayang inkang dereng kula mangertos
    sae sanger artikele pak. Matur nuwun

    Nama : Ika rosmeiliana
    Kelas: XII AP 3
    No ab: 09

    ReplyDelete
  25. Matur nuwun pak,menawi artikel wayang menika kula dados ngertos babagan wayang ingkang kanthi jelas lan ngertos asal - usule wayang lan saged ngge nambahi ilmu kangge kulo,mugi - mugi bermanfaat kangge kula lan rencang-rencang sakabehane,,,


    Nama : Atmi Rohmiatun
    Kelas : XI BB
    No.Abs: 04

    ReplyDelete
  26. maturnuwun pak, kulo dados ngertos asal-usule wayang lan nambahi wawasan kangge kulo, lan mugi-mugi saged kangge nambahi pengetahuane kula


    Nama : Riyan Fitriana
    Kelas : XI BB
    No.Abs: 23

    ReplyDelete
  27. maturnuwun pak kulo dados ngrtos asal usule wayang kui.
    lan nambahi wawasan kulo ing dunia perwayangan.
    mugi-mugi mawon pak joko nambahi asal usule DIENG lan critane.
    maturnuwun pak.
    nama :slamet setiyono
    kelas : XII PM 1
    no : 24

    ReplyDelete
  28. matur nuwun pak, kula dadtos ngrtos asal-usulepun wayang, lan nambah wawasan kangge kula.

    nama: Antika dwi oktaviana
    kelas: XI BB
    no: 02

    ReplyDelete